TALIBAN DAN AMANAH PERADABAN ISLAM

Saat jihad tak lagi di medan tempur, tapi di meja kekuasaan dan tanggung jawab | Refleksi 3 Tahun Hengkangnya Penjajah Amerika dari bumi umat Islam Afghanistan

Oleh: Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA - Mufti Kerajaan Negeri Perlis - Arsip 08/2024



🎙️Jihad Tak Cukup dengan Senjata. Membangun Negara Itu Jihad yang Lebih Berat

Nama Afghanistan kerap disebut dengan nada getir: perang tiada henti, krisis, Taliban, dan citra keagamaan yang penuh kontroversi. Dunia terlalu cepat menilai, terlalu lambat memahami. Tapi… berapa banyak yang benar-benar berani bicara langsung kepada para pemegang tampuk kuasa di sana—bukan untuk menghakimi, melainkan untuk mengingatkan?

Di hadapan para pemimpin dan duta dari negara-negara Islam, sebuah suara dari dunia luar menyuarakan hal yang selama ini hanya dibisikkan dalam hati umat:

Jihad bukan lagi tentang menumpahkan darah, tapi tentang menegakkan keadilan dan membangun kehidupan.

Pidato ini—disampaikan dengan bahasa lugas, adab, dan ketegasan—bukan sekadar formalitas diplomatik. Ia adalah pengingat, bahwa umat Islam global sedang menunggu bukti, bukan janji. Menunggu apakah mereka yang mengatasnamakan agama bisa membuktikan bahwa agama bukan hanya bisa memberontak, tapi juga bisa memimpin dan memakmurkan.

📌 Jika para pemimpin beragama gagal membangun negara dengan adil dan amanah,
maka musuh-musuh Islam akan bersorak,

“Tuh kan, memang mereka gak mampu…”

Tapi jika berhasil—itu akan menjadi tamparan paling telak untuk narasi-narasi busuk yang selama ini mengecilkan agama sebagai solusi.

🎯 Pertempuran hari ini tak lagi di parit dan padang pasir.
Pertempuran hari ini ada di ruang kabinet, di sekolah, di pasar, di pengadilan, dan di meja kekuasaan.

🎧 Dengarkan dan resapi. Karena ini bukan sekadar pidato. Ini adalah suara nurani yang membawa harapan dan sekaligus ujian untuk masa depan dunia Islam.


✍️ Ringkasan Faedah Lengkap:

1️⃣ Afghanistan Masih Punya “Urat Hidup” Dunia Islam

  • Meski dari jauh, semangat rakyat Afghanistan terlihat masih hidup dan membara.

  • Sebuah bangsa yang terus menulis sejarahnya sendiri dengan kebanggaan dan air mata.

  • Referensi terhadap tokoh Islam masa lalu seperti Syakib Arsalan menunjukkan bahwa dunia Islam pernah menaruh harapan besar pada Afghanistan—dan masih melakukannya hari ini.

💬 “Kalian telah menulis sejarah kalian sendiri dengan kebanggaan.”


2️⃣ Membangun Lebih Berat daripada Berjuang

  • Perjuangan fisik melawan penjajah itu berat. Tapi membangun bangsa setelah perang jauh lebih sulit.

  • Kini mereka yang dulu menggenggam senjata, harus menggenggam amanah — untuk membangun negeri, menyejahterakan rakyat, dan menghadirkan keadilan.

⚠️ “Perjalanan membina jauh lebih susah dari perjalanan melawan.”


3️⃣ Pandangan Umat Islam Global Terhadap Afghanistan

  • Umat Islam di berbagai negara menaruh simpati, harapan, dan sekaligus tanda tanya.

  • Dunia ingin melihat apakah pemimpin beragama bisa:
    ✅ Memimpin dengan adil
    ✅ Mengelola negara tanpa korupsi
    ✅ Menjaga rakyat tanpa represi


4️⃣ Jihad Tak Lagi Hanya di Medan Tempur

  • Makna jihad telah bergeser: dari angkat senjata ke angkat beban tanggung jawab.

  • Sekarang, jihad berarti mencerdaskan bangsa, membangun ekonomi, melindungi kaum lemah, dan menghadirkan keadilan sosial.

📌 “Jihad masih hidup di negara kalian. Tapi sekarang, kalian harus menunjukkan bentuk jihad yang baru — jihad membangun, bukan menghancur.”


5️⃣ Pemimpin Agama Harus Tahu Arah, Bukan Sekadar Bacaan

  • Ulama atau tokoh agama tidak cukup hanya menjadi simbol.

  • Mereka harus menjadi penunjuk arah yang tegas, adil, dan berpihak pada rakyat — bukan pada ego atau kelompok.

  • Dan amanah umat jauh lebih berat dari sekadar mimbar khutbah.


6️⃣ Dunia Sedang Mengawasi

  • Banyak yang ingin melihat kegagalan, agar bisa mengatakan:
    “Agama tidak bisa memimpin.”

  • Tapi jika berhasil, mereka tak bisa lagi meremehkan agama sebagai kekuatan peradaban.

🎯 "Buktikan bahwa orang beragama bisa memimpin lebih baik dari mereka yang hanya bersandar pada sistem tanpa iman."


🔚 Penutup:

Ini bukan soal Taliban, bukan soal diplomasi, dan bukan soal geopolitik.
Ini tentang ujian besar agama hari ini: bisakah Islam berdiri tegak sebagai solusi nyata di atas tanah yang terluka?

🧠 Membangun itu jihad juga. Tapi jihad ini lebih sunyi, lebih berdarah, dan lebih membutuhkan jiwa besar daripada medan perang.
Karena di medan tempur, musuh ada di depan.
Tapi di medan membangun, musuh ada di dalam diri.

🎧 Dengarkan pidato ini — bukan karena siapa yang bicara,
tapi karena apa yang disampaikan adalah amanah dari suara umat.


Sumber: https://youtu.be/3OMC8pVr7vo