IBNU TAYMIYYAH DALAM LINTASAN SEJARAH: ULAMA, MUJAHID, DAN PEMBAHARU PEMIKIRAN ISLAM

Analisis kontekstual terhadap perjuangan memurnikan akidah di tengah invasi Mongol dan konflik politik internal - Wacana Fikrah Ummah 2016 oleh Kementerian Pendidikan Malaysia dan Dewan Bahasa & Pustaka , di Aula Kuliah DBP pada hari Selasa 27 September 2016.

Ahli Panel:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis

🚀 Kalau hari ini kamu dengar kata “Ibn Taymiyyah”, apa yang muncul di kepala?

Ekstremis? Garang? Panutan ISIS? Atau malah — siapa dia?

Realitanya, banyak orang (bahkan sebagian Muslim) tak pernah benar-benar kenal siapa Ibn Taymiyyah, kecuali dari potongan video murahan, artikel bias, atau komentar orang yang sendiri tak paham konteks sejarah.

Padahal, kalau mau fair, Ibnu Taymiyyah ini bukan cuma ulama besar — dia ikon pemikiran reformis Islam, yang sepanjang hidupnya dicaci, dimusuhi, dipenjara, tapi setelah wafat, jutaan orang datang menyalatkan jenazahnya, termasuk orang-orang yang dulu diam-diam simpati padanya.

Kenapa dia dibenci? Karena dia berani mengganggu zona nyaman orang agama & politik.
Dia tak takut menegur penguasa yang zalim, tak segan membongkar kesyirikan & bid’ah kaum Sufi berlebihan, bahkan menulis buku melawan Syiah & Kristen di zamannya — sampai para penentangnya kompak menyingkirkan dia ke penjara.

Tapi hebatnya, dia sendiri berkata,

“Apa yang musuh-musuhku bisa lakukan padaku? Surga & tamanku ada di dalam dadaku. Penjarakan aku, itu khalwatku. Bunuh aku, itu syahidku. Buang aku, itu safarku.”

Dan yang lebih keren lagi, dia sempat berkata,

“Aku telah maafkan semua orang yang menyakitiku karena perjuanganku mengeluarkan mereka dari neraka, bukan memasukkan mereka ke neraka — kecuali mereka yang memusuhi Allah & Rasul-Nya.”

Isu ini sensitif. Banyak yang salah kutip dia lalu menuduhnya sumber terorisme modern. Padahal sudah 700 tahun lebih karyanya dibaca orang tanpa jadi radikal. Yang keliru justru membaca ucapan perang Ibn Taymiyyah di zaman Mongol, lalu dipotong seenaknya, tanpa sadar dia hidup dalam suasana gempuran tentara kafir yang ingin musnahkan Islam dari muka bumi.

Kalau kamu serius mau tahu bagaimana perjuangan dan pemikiran Ibn Taymiyyah untuk memurnikan Islam, simak ringkasan ini baik-baik. Biar nanti kamu bisa bedakan sendiri, mana fakta, mana fitnah.


✍️ Ringkasan poin-poin utama


📚 Konteks awal diskusi

  • Dunia ilmu sering terganggu saat bicara dua hal:
    🔸 Politik (karena mengusik kuasa)
    🔸 Agama (karena mengusik pengaruh & “periuk nasi” golongan agama)

  • Contoh: Martin Luther di Eropa, saat menentang Gereja Katolik sampai perang saudara pecah.


🔥 Kenapa tokoh reformasi sering dimusuhi?

  • Siapapun yang mencoba reformasi keilmuan & agama akan hadapi perlawanan keras.

  • Termasuk: Syih al-Hadid, Hamka, Mustafa Abdul Rahman — semua dimusuhi ketika hidup.

  • Sama persis yang terjadi pada Ibn Taymiyyah.


🏹 Siapa Ibn Taymiyyah & latar zamannya

  • Nama lengkap: Taqiuddin Abu al-Abbas Ahmad bin Abdul Halim ibn Abd al-Salam Al-Taymiyyah Al-Harrani.

  • Lahir di Harran, tahun 661 H.

  • Hidup pada zaman penjajahan Mongol & perang Salib, juga konflik politik antar raja Muslim.

  • Ini sebab retorik Ibn Taymiyyah kadang terdengar “keras” — dia bukan ulama menara gading, tapi ulama yang juga panglima perang.


⚔️ Jihad melawan penjajah

  • Ibn Taymiyyah memimpin penduduk Syam melawan Mongol.

  • Karena itu banyak tulisannya tentang jihad lahir dalam konteks melawan penjajah kafir, bukan sekadar teori agama.


🏰 Menghadapi penguasa zalim

  • Saat raja Mongol Khazan pura-pura masuk Islam tapi tetap merampas & menzalimi rakyat, Ibn Taymiyyah berani menegur langsung:

    “Kalau kau benar Muslim, kenapa kau bunuh & rampas negeri kami, sedangkan kakekmu kafir malah buat perjanjian damai?”

  • Ulama lain sibuk makan jamuan raja. Ibn Taymiyyah menolak — bahkan ketika raja minta didoakan, dia jawab:

    “Kalau aku ikhlas, semoga Allah beri kebaikan. Kalau aku riya, semoga Allah beri balasan setimpal.”


🖋️ Penulis produktif & pemikir tajam

  • Konon beliau menulis hingga 1000 karya, tapi yang sampai ke kita hanya sekitar 300-an.

  • Bahkan saat tak punya kertas di penjara, dia tulis di dinding penjara.


⛓️ Dikejar & dipenjara berulang kali

  • Ditangkap & dipenjara 7 kali karena fatwanya yang mengusik status quo.

  • Tetap menulis & mengajar meski di penjara.


💥 Tuduhan ekstremisme & bantahan

  • Ibn Battuta (pengembara, bukan ulama) menuduh Ibn Taymiyyah berkata Allah turun seperti turun dari mimbar.

  • Dibuktikan palsu, karena Ibn Battuta tiba di Damaskus saat Ibn Taymiyyah sudah dipenjara.

  • Ibn Taymiyyah sendiri keras melawan tasybih (menyamakan Allah dengan makhluk).


⚖️ Sikapnya pada mazhab & kelompok lain

  • Ibn Taymiyyah menulis keras melawan Syiah, Sufi berlebih-lebihan, juga kelompok filsafat & Kristian.

  • Tapi tetap menghargai sumbangan Ash’ariyah, Maturidiyah & ulama lain — tak gampang mengkafirkan, malah berkata:

    “Siapa yang mencari kebenaran dari Rasulullah lalu tersalah, Allah akan ampuni.”


👕 Pandangan fiqih yang longgar

  • Tidak mewajibkan pakaian Arab.

  • Sunnah pakaian menurutnya adalah yang sesuai adat & iklim negeri, asalkan menutup aurat.


📜 Siasah Syariyyah (politik Islam)

  • Menulis kitab “As-Siyasah As-Syar’iyyah fi Islah ar-Ra’i wa ar-Ra’iyyah” tentang reformasi pemerintah & rakyat.

  • Prinsipnya:

    • Pemimpin harus punya kekuatan (kuwah) & amanah.

    • Kalau mau perang, pilih panglima berani meski amanah sedang-sedang. Kalau gubernur, pilih amanah meski tak terlalu gagah.


🧘‍♂️ Keteladanan pribadi & spiritualitas

  • Tak punya harta, sering beri baju & serban pada orang miskin.

  • Pernah berkata:

    “Syurga & tamanku di dadaku. Penjarakan aku, itu khalwatku. Bunuh aku, itu syahidku. Buang aku, itu safarku.”

  • Ibn Qayyim berkata:

    “Aku tak pernah lihat orang sebahagia Ibn Taymiyyah — meski hidup miskin, sering dipenjara & ditekan.”


⚖️ Tentang wanita & aurat

  • Membolehkan wanita tak menutup kaki saat salat, karena terlalu susah, sama seperti mazhab Hanafi.

  • Tapi juga diakui ini pandangan ijtihad yang bisa dibantah.


🏆 Pujian ulama setelah wafat

  • Ibn Hajar menyebutnya:

    “Ibn Taymiyyah, imam bagi seluruh imam, pewaris para nabi.”

  • Saat wafat, ribuan orang berebut mengangkat kerandanya.


💎 Kesimpulan

  • Ibn Taymiyyah adalah ulama yang menyebabkan banyak musuhnya berkumpul untuk menjatuhkannya.

  • Tapi setelah beliau wafat, dunia melihat betapa besarnya pengaruh dia dalam memurnikan Islam, memerangi khurafat & menegakkan syariat adil.