Risalah Untuk Semua ; Dialog Harmoni dengan Non-Muslim
Oleh:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Negeri
Perlis
"Boleh gak orang bukan Islam ucap 'Assalamualaikum'? Kenapa Islam nampak keras dalam isu-isu tertentu? Emangnya semua yang pakai 'Islam' itu mewakili ajarannya?"
Dialog ini bukan debat. Ini ruang hangat. Ini bukan ceramah satu arah. Ini adalah percakapan jujur antara seorang Mufti dan para warga non-Muslim yang datang dengan pertanyaan-pertanyaan real, resah, bahkan kadang tak puas hati.
Dengan gaya tenang, terbuka, dan penuh adab, Mufti Negeri Perlis menjawab berbagai pertanyaan tajam tentang Islam — dari isu salam, penggunaan nama "Allah", soal hukum, toleransi, sampai konversi agama dan perbedaan budaya.
Kalau kamu ingin tahu bagaimana Islam menjawab isu-isu sensitif dengan hati terbuka, kamu harus dengar dialog ini. Sebuah momen yang langka, tapi penting — bukan cuma untuk memahami Islam, tapi untuk belajar bagaimana berdialog dalam damai.
📝 Ringkasan Poin-Poin Utama:
🌍 1. Islam Agama Universal, Bukan Milik Bangsa Tertentu
-
Allah adalah Tuhan semua, bukan hanya Arab, Melayu atau siapa pun.
-
Tidak ada kelebihan Arab atas non-Arab kecuali karena takwa (taqwa).
-
Rasisme, diskriminasi, dan fanatisme bangsa tidak dibenarkan dalam Islam.
🤝 2. Islam dan Toleransi Antaragama
-
Nabi Muhammad ﷺ berdiri saat jenazah Yahudi lewat — sebagai bentuk penghormatan.
-
Al-Qur'an menyebut bahwa tempat ibadah semua agama harus dijaga.
-
Toleransi adalah bagian dari ajaran Islam, bukan produk modern.
🧕 3. Isu Salam dan Nama "Allah"
-
Non-Muslim boleh ucapkan salam, dan Muslim boleh menjawab dengan baik.
-
Kata "Allah" sudah digunakan oleh bangsa Arab bahkan sebelum Nabi Muhammad ﷺ. Larangan penggunaannya adalah pandangan politik, bukan agama.
📿 4. Fatwa, Ulama, dan Pendapat Berbeda
-
Tidak semua pandangan ustaz atau individu adalah representasi Islam.
-
Fatwa bisa berbeda tergantung konteks dan argumentasi ilmiah.
-
Islam mengakui adanya perbedaan pendapat dalam hal ijtihadiyah.
👪 5. Konversi dan Hubungan Keluarga
-
Islam tidak pernah menyuruh anak yang masuk Islam untuk memutus orang tuanya.
-
Harus tetap menghormati, bahkan berbuat baik walau berbeda agama.
🎭 6. Menghadiri Perayaan Non-Muslim
-
Muslim tidak boleh ikut dalam ritual agama lain.
-
Tapi boleh hadir dalam konteks formal sebagai pemimpin/undangan, selama tidak menyertai ibadah.
-
Perlu riset apakah sebuah perayaan itu keagamaan atau kebudayaan, seperti Songkran.
🧕 7. Soal Aurat dan Pakaian Wanita
-
Islam mewajibkan perempuan menutup tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
-
Budaya (seperti burqa, niqab penuh) tidak selalu bagian dari ajaran wajib agama.
⚖️ 8. Hudud dan Keadilan Sosial
-
Hukuman dalam Islam seperti potong tangan pencuri bukan semata-mata hukum keras, tapi bagian dari sistem sosial penuh keadilan.
-
Nabi ﷺ sendiri hidup sangat sederhana, adil, bahkan terhadap non-Muslim.
-
Jika sistem keadilan belum adil, maka pelaksanaan hudud harus ditangguhkan.
☪️ 9. Islam Tidak Memaksa
-
Non-Muslim tidak dipaksa masuk Islam, tapi Islam mengajak dengan adab dan kejelasan.
-
Dialog ini menunjukkan bahwa ajaran Islam bisa dijelaskan tanpa paksaan.
📅 10. Puasa di Negara Tak Normal Siang-Malam
-
Islam fleksibel: umat Islam di negara seperti Norwegia bisa mengikuti waktu dari negara terdekat yang normal.
📣 Kesimpulan:
Dialog ini bukan tentang membela Islam secara emosional, tapi membentangkan Islam dengan ilmu dan kasih. Mufti Perlis tampil sebagai seorang ulama yang memahami realitas, tapi tetap menjaga prinsip.
Kalau kamu punya pertanyaan soal Islam yang belum pernah kamu berani tanyakan — mungkin dialog ini akan mewakilinya untukmu. Dengarkan dan biarkan dialog ini jadi jembatan pemahaman.