FATWA DAN TANGGUNG JAWAB ILMIAH: ANTARA DALIL, MAZHAB, DAN AMANAH

Di balik selembar fatwa ada beban ilmu, integritas, dan nyawa. Inilah tanggung jawab besar para ulama dalam menyuarakan hukum Tuhan Alam Semesta di tengah zaman yang tak ramah pada kebenaran | Beban berat seorang mufti dan bahayanya fatwa tanpa ilmu (teks dan konteks) di tengah masyarakat modern.

Simposium Pemberdayaan Lembaga Fatwa, Panelis : Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA - Mufti Kerajaan Negeri Perlis - Arsip 09/2020



🌟 Fatwa, Bukan Sekadar Hukum—Tapi Tanda Tangan Atas Nama Tuhan Alam Semesta

Kita hidup di zaman yang serba cepat, tapi sayangnya tak semua orang cepat memahami satu hal penting: agama itu bukan soal ikut-ikutan. Termasuk ketika bicara soal fatwa.

Banyak orang kira fatwa itu cuma produk "ustaz-ustaz", atau kerja birokrasi agama yang sibuk berdebat hal sepele. Tapi, bagaimana kalau kami bilang: fatwa itu adalah 'tanda tangan' mewakili Tuhan Alam Semesta? Kedengaran berat? Memang. Karena memang tak semua orang layak bicara atas nama Tuhan, walau di mikrofon sekalipun.

Dalam forum ini, Shahibus Samahah Mufti Negeri Perlis Prof. Dr. MAZA menyampaikan sesuatu yang tak sekadar dalam — tapi juga menusuk akal dan mengguncang persepsi lama tentang dunia fatwa, fiqh, dan peranan institusi keagamaan di zaman modern.

Beliau mengupas:

  • Bahaya fatwa yang sembrono,

  • Beban berat seorang mufti,

  • Ketegangan antara kebenaran ilahi dan tekanan politik,

  • Sampai pentingnya keterbukaan mazhab dalam masyarakat yang makin cerdas dan global.

Dan ya, ini bukan kuliah yang akan buatmu ngantuk. Ini semacam reality check buat semua yang masih mengira agama hanya soal mazhab dan "mana pendapat yang paling keras".

Jadi sebelum kamu bilang "itu salah" atau "ini sesat", mungkin sudah waktunya kamu dengar dulu penjelasan yang lebih dalam dari sekadar potongan TikTok dan cuplikan YouTube.

📌 Simak dan renungkan. Karena kadang, yang kita anggap kaku ternyata justru sedang meminta ruang untuk bernafas.


✍️ Ringkasan Faedah Lengkap

1️⃣ Fatwa = Menyatakan Hukum Tuhan, Bukan Pendapat Pribadi

  • Mufti bukan sekadar jabatan — ia adalah penyambung pesan Tuhan kepada umat.

  • Berdasarkan karya Imam Ibn Qayyim dalam A'lam Al-Muwaqqi'in, seorang pemberi fatwa dianggap seperti menandatangani atas nama Allah.

  • Maka siapa yang berani mengeluarkan fatwa dengan sembrono, berarti berani menyalahgunakan nama Tuhan.


2️⃣ Salah Fatwa Bisa Membunuh

  • Dibawakan contoh hadis terkenal: seorang sahabat mati karena mengikuti fatwa keliru dari teman-temannya.

  • Nabi ﷺ berkata: "Mereka telah membunuhnya. Semoga Allah membinasakan mereka."

  • 💥 Faedah: Fatwa yang tidak memahami realitas bisa jadi alat pembunuhan, walau niatnya baik.


3️⃣ Jangan Taklid Buta, Apalagi Demi Kekuasaan

  • Diceritakan kisah Imam Malik yang disiksa hingga cacat karena fatwanya bertentangan dengan mazhab kekuasaan.

  • Imam Malik tetap tegas dan tidak menjual ilmu demi selamat di dunia.

  • 💡 Faedah: Menjadi ulama bukan tentang memuaskan pemerintah, tapi mempertahankan amanah langit.


4️⃣ Fiqh Itu Luas, Jangan Sempitkan

  • Sejarah mazhab dipaparkan: dari Madinah, Baghdad, Andalusia hingga Mesir — semua berkembang dengan keanekaragaman ilmiah.

  • Imam Syafi’i bahkan menolak fatwa gurunya sendiri (Imam Malik) ketika hujah yang lebih kuat ditemukan.

  • 🔓 Faedah: Perbedaan dalam fiqh bukan kelemahan, tapi kekayaan intelektual Islam.


5️⃣ Mazhab Resmi Tak Harus Membunuh Keragaman

  • Mazhab boleh dijadikan acuan pentadbiran negara atau negeri, tapi tidak boleh jadi alat memaksa rakyat seragam dalam semua ibadah.

  • Contoh perbedaan seperti bacaan bismillah, kunut, atau usul talaq bukan hal yang layak dipakai untuk saling membid’ahkan.


6️⃣ Fatwa Nasional Wajib Diselaraskan, Tapi Jangan Membabi Buta

  • Dalam isu besar seperti pandemi (COVID-19), fatwa harus diselaraskan demi kemaslahatan umum.

  • Tapi dalam masalah cabang (furu’), rakyat harus diberikan ruang beramal dengan pandangan yang diyakininya.


7️⃣ Rakyat Sekarang Makin Melek Fatwa Global

  • Zaman digital membuat rakyat tak lagi hanya bergantung pada fatwa lokal.

  • Mereka juga merujuk pada European Council for Fatwa, ulama internasional, dan ulama Youtube 😅

  • Maka perlu pendekatan fatwa yang bijak dan terbuka terhadap realita global.


8️⃣ Jangan Benci Perbedaan, Peluk Ilmu

  • Shahibus Samahah Mufti menutup dengan pesan: berbeda dalam fiqh itu biasa. Yang penting jangan mengkafirkan, menyesatkan, apalagi membenci.

  • Kematangan umat Islam akan terlihat bukan dari seberapa keras berdebat, tapi dari seberapa tenang menerima keragaman.


🔚 Penutup:

📣 Ceramah ini bukan hanya bicara soal fatwa — tapi soal integritas, keberanian, dan adab dalam menilai hukum Tuhan Alam Semesta. Ia menyadarkan kita bahwa tugas seorang mufti bukan sekadar "mewakili agama", tapi menyampaikan suara langit di tengah hiruk-pikuk dunia.

Dan jika kamu ingin tahu bagaimana para ulama dulu bisa berbeda tapi tetap saling menghormati, maka kamu wajib dengar audio ini sampai habis.

🎧 Putar sekarang. Karena kadang, untuk memahami agama lebih dalam, kamu cukup membuka pikiranmu—bukan membuka kitab yang paling tebal.


Sumber audio: https://youtu.be/6GHcFXbVQq4?t=3780