Menguak jejak seorang ulama yang mengguncang dunia Islam dengan seruan kembali kepada tauhid murni — dipuja sebagai mujaddid, dikritik sebagai perusak tradisi. Siapkah kita memahami tanpa prasangka?
Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab
Akidah Salafiyahnya, Dakwah Reformisnya, dan Pujian Para Ulama terhadap Dirinya
Ditulis oleh:
Al-‘Allamah Syekh Ahmad bin Hajar Al-Ban‘ali (w.1423h/2002)
Hakim Pengadilan Syariah di Qatar
Diberi Kata Pengantar dan Ditashih oleh Samahatu Asy-Syaikh ‘Abd al-‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz. (w.1420h/1999) Mufti Agung Kerajaan Saudi Arabia 1993-1999, Ketua Haiah Kibar Ulama KSA (1992-1999), Ketua Lajnah Ad-Daimah Lil-Buhuts Wal-Ifta KSA (1975-1999), dan naskah ini diterima untuk dikoreksi oleh beliau rahimahullah ketika masih menjabat sebagai Rektor (Pimpinan) Universitas Islam Madinah (1970-1975)
📖 Pengantar
Dalam sejarah Islam kontemporer, sedikit tokoh yang mengundang perdebatan sehebat sosok yang satu ini. Dihormati sebagai mujaddid, namun dicela sebagai pengacau; dikagumi sebagai pelopor tauhid murni, tetapi juga disalahpahami sebagai tokoh pemecah belah. Siapa sebenarnya Muhammad bin Abdul Wahhab? Apa yang beliau perjuangkan? Dan bagaimana gerakannya mampu mengubah lanskap keislaman di Jazirah Arab dan bahkan dunia?
Dokumen ini menyuguhkan sebuah narasi ilmiah sekaligus apologetik tentang sosok Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab, mengupas dari sisi akidah, pemikiran fiqh, sejarah perjuangan, hingga kontroversi yang menyertainya. Dengan pendekatan historis dan referensial, kita diajak menembus tabir prasangka dan masuk ke dalam esensi gerakan dakwah yang berpijak pada tauhid dan sunnah.
Apakah benar gerakan ini fanatik dan mengkafirkan umat Islam lainnya? Apakah dakwah beliau murni Islam atau justru sekadar produk politisasi? Dan apa yang membuat sebagian pihak melihatnya sebagai pelopor fundamentalisme, sementara lainnya menilainya sebagai penyelamat Islam dari syirik dan khurafat?
Simak ringkasan berikut, dan putuskan sendiri—dengan akal dan ilmu—bukan dengan emosi atau warisan prasangka 🕋📚
✍️ Ringkasan Isi Utama Dokumen
1. Latar Belakang dan Pendidikan
-
Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab lahir di Najd dan tumbuh di tengah lingkungan ilmiah.
-
Ia belajar dari berbagai ulama besar, termasuk di Madinah, Basrah, hingga Hijaz.
-
Memiliki kompetensi tinggi dalam hadits, fiqh (terutama Hanbali), serta ilmu kalam dan tafsir.
2. Pokok Pemikiran dan Dakwah
-
Dakwah beliau berfokus pada pemurnian tauhid (tawhid al-uluhiyyah) dan pelurusan praktik keagamaan masyarakat yang tercemar oleh bid'ah, khurafat, dan taqlid buta.
-
Menyeru untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah serta meninggalkan praktek syirik seperti tawassul kepada orang mati, ziarah kubur yang berlebihan, dan pengkultusan wali.
-
Menolak filsafat spekulatif dan menolak ajaran tasawuf yang melampaui batas syariat.
3. Kritik terhadap Praktik Keagamaan Masyarakat
-
Menentang praktik pencarian syafaat melalui benda, kuburan, atau tokoh agama.
-
Mencela kebiasaan membaca zikir-zikir tertentu tanpa pemahaman dan menjadikan amalan ritual sebagai pengganti tauhid.
-
Menyeru masyarakat agar belajar agama berdasarkan dalil, bukan kebiasaan lokal atau warisan nenek moyang.
4. Dukungan Politik dan Penyebaran
-
Gerakan beliau mendapatkan dukungan dari Muhammad bin Saud, yang menjadi awal mula berdirinya negara Saudi modern.
-
Dengan kekuatan militer dan ideologis, dakwahnya menyebar luas ke seluruh jazirah Arab, termasuk Hijaz, Yaman, hingga sebagian wilayah di Afrika dan India.
5. Kontroversi dan Penolakan
-
Sebagian ulama dan tokoh masyarakat menuduh beliau sebagai pengacau dan pembuat firqah baru.
-
Ada yang menganggap pengikutnya mengkafirkan umat Islam lainnya, walau banyak catatan menunjukkan bahwa tuduhan ini seringkali dibesar-besarkan oleh lawan politik dan teologis.
-
Meskipun begitu, pengaruh pemikiran beliau tetap bertahan, dan dijadikan inspirasi oleh banyak gerakan tajdid (pembaruan) di dunia Islam.
6. Warisan dan Pengaruh
-
Pemikirannya melahirkan madrasah Salafiyah yang berfokus pada tauhid, sunnah, dan amar ma’ruf nahi munkar.
-
Membentuk dasar ideologi Kerajaan Arab Saudi.
-
Menjadi rujukan banyak gerakan Islam modern dalam soal purifikasi aqidah dan kritik terhadap praktek-praktek keagamaan yang dianggap menyimpang.
🧭 Kesimpulan
Gerakan Muhammad bin Abdul Wahhab bukanlah bid’ah baru, tapi upaya mengembalikan umat pada tauhid murni dan kemurnian risalah Islam sebagaimana diwariskan oleh Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat. Namun, karena ketegasannya dalam memerangi penyimpangan, ia menuai banyak resistensi, baik dari kalangan ahli bid'ah maupun dari kekuasaan yang terganggu oleh reformasi sosial-agamanya.
Untuk memahami secara utuh, dokumen ini adalah pintu penting menuju perenungan yang adil dan ilmiah.
“Kita boleh tidak setuju, tapi jangan menilai tanpa mengerti. Dakwah yang benar bukanlah dakwah yang nyaman, melainkan yang mengguncang untuk menyadarkan.”