- Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA - Mufti Kerajaan Negeri Perlis
 - Shahibus Samahah Al Fadhil Ustaz Fawwaz - Mufti Wilayah Federasi Malaysia
 
🌍 PENGANTAR
Isu Gaza bukan sekadar berita duka dari Timur Tengah, melainkan cermin kondisi umat Islam secara global. Forum Pentas Peduli Gaza @ Dataran Merdeka menghadirkan renungan mendalam: bagaimana mungkin umat dengan lebih dari 1,6 miliar jiwa tampak begitu lemah di hadapan segelintir musuh? Jawabannya tidak terletak pada kekuatan senjata semata, tetapi pada kelemahan internal—perpecahan, cinta dunia, dan abainya umat terhadap amanah Allah. Diskusi ini mengungkap bahwa Gaza adalah ujian aqidah, bukan sekadar konflik politik.
Lebih jauh, forum ini menegaskan bahwa membela Gaza berarti membela kehormatan Islam sendiri. Masjid al-Aqṣā adalah simbol aqidah, tanah para nabi adalah warisan suci, dan penderitaan rakyat Palestina adalah panggilan iman. Doa, solidaritas, pendidikan generasi, hingga pengorbanan nyata ditawarkan sebagai jalan kebangkitan umat. Membaca rangkuman ini bukan hanya menambah pengetahuan, tetapi juga menantang hati: apakah kita masih sekadar penonton, atau siap menjadi bagian dari perjuangan yang lebih besar?
📖 Rangkuman Lengkap
Bagian 1: Pembukaan Acara dan Doa
1.1. Salam dan Tahmid
Acara dimulai dengan salam dan puji syukur kepada Allah ﷻ, serta shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ. Pembicara membuka dengan mengingatkan hadirin bahwa pertemuan ini adalah majlis ilmu dan solidaritas umat.
1.2. Doa Permohonan
Doa dibacakan agar:
- 
                    
Allah menurunkan rahmat-Nya kepada umat Islam.
 - 
                    
Memberikan pertolongan kepada kaum Muslimin yang dizalimi.
 - 
                    
Memberikan kekuatan kepada hadirin untuk bersatu dalam menegakkan kebenaran.
 
Dalil penguat doa:
Rasulullah ﷺ bersabda:
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
(Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain bagaikan bangunan, satu sama lain saling menguatkan). (HR. al-Bukhārī dan Muslim – Hadis sahih)
📌 Doa pembukaan ini sekaligus memberi penekanan bahwa pertemuan malam itu bukan sekadar acara, melainkan manifestasi iman dan ukhuwah Islamiyah.
Bagian 2: Pidato Pertama oleh Shahibus Samahah Mufti Negeri Perlis Dato Prof. Dr. MAZA – Isu Gaza sebagai Tanggung Jawab Umat
2.1. Gaza Bukan Masalah Lokal, Tapi Masalah Umat
- 
                    
Pembicara menegaskan: apa yang terjadi di Gaza bukan isu bangsa Arab semata, melainkan isu aqidah dan kemanusiaan bagi seluruh umat Islam.
 - 
                    
Palestina adalah tanah suci ketiga umat Islam, tempat berdirinya Masjid al-Aqṣā, yang disebut dalam Al-Qur’an.
 
Dalil:
﴿ سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ ﴾
“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjid al-Aqṣā yang telah Kami berkahi sekelilingnya.” (QS. al-Isrā’: 1)
Ayat ini menegaskan keistimewaan al-Aqṣā sebagai simbol aqidah umat Islam.
2.2. Kelemahan Umat Islam di Hadapan Zionis
- 
                    
Disampaikan dengan nada penuh keprihatinan bahwa umat Islam jumlahnya besar, tetapi lemah.
 - 
                    
Dunia Islam yang berbilang 1.6 miliar jiwa sering gagal bersatu menghadapi zionis kecil yang jumlahnya jauh lebih sedikit.
 - 
                    
Penyebab kelemahan ini:
- 
                        
Fanatisme kelompok dan mazhab.
 - 
                        
Perpecahan politik antarnegara Muslim.
 - 
                        
Cinta dunia dan takut mati (ḥubb al-dunyā wa karāhiyat al-mawt).
 
 - 
                        
 
                  Hadis pengingat:
                  Rasulullah ﷺ bersabda:
                
يُوشِكُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمُ الْأُمَمُ، كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا... وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ... وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ. قَالُوا: وَمَا الْوَهْنُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
(Hampir tiba masanya bangsa-bangsa akan memperebutkan kalian sebagaimana orang-orang berebut makanan dalam sebuah hidangan... tetapi kalian saat itu laksana buih di lautan... Allah melemparkan ke dalam hati kalian penyakit al-wahn. Sahabat bertanya: Apa itu al-wahn wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Cinta dunia dan takut mati).
(HR. Abu Dawud – Hadis hasan sahih)
2.3. Seruan Kebangkitan
- 
                    
Umat Islam harus kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah.
 - 
                    
Kebangkitan tidak mungkin tercapai dengan slogan kosong, tetapi dengan ilmu, kesatuan, dan pengorbanan.
 - 
                    
Solidaritas untuk Gaza bukan hanya donasi, tetapi juga doa, kesadaran, dan perjuangan melawan propaganda musuh.
 
📌 Ringkasan Bagian 1 & 2
- 
                    
Acara dibuka dengan doa agar Allah memberi kekuatan kepada umat Islam.
 - 
                    
Gaza ditegaskan sebagai isu aqidah umat, bukan isu bangsa Arab semata.
 - 
                    
Umat Islam jumlahnya besar tapi lemah karena perpecahan dan cinta dunia.
 - 
                    
Solusi: kembali kepada al-Qur’an, Sunnah, kesatuan, dan pengorbanan.
 
🌿 Bagian 3: Dalil Qur’an & Hadis sebagai Landasan Solidaritas Palestina
3.1. Dalil dari Al-Qur’an tentang Persaudaraan Umat
Forum menekankan bahwa solidaritas terhadap Gaza bukan semata-mata politik, tetapi kewajiban iman.
Firman Allah ﷻ:
﴿ إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ ﴾
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” (QS. al-Ḥujurāt: 10)
- 
                    
Ayat ini menegaskan bahwa setiap mukmin, apapun bangsanya, terikat dengan tali ukhuwah.
 - 
                    
Maka, penderitaan Palestina adalah penderitaan seluruh umat Islam.
 
3.2. Hadis tentang Satu Tubuh
Rasulullah ﷺ memberi permisalan indah tentang hubungan antar-umat Islam:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
(Perumpamaan orang-orang mukmin dalam cinta, kasih sayang, dan perhatian mereka bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh merasakan panas dan demam.) (HR. Muslim – Hadis sahih)
- 
                    
Hadis ini menjadi pengingat bahwa luka Gaza adalah luka kita bersama.
 - 
                    
Tidak pantas seorang Muslim merasa aman, senang, dan nyaman ketika saudaranya di bumi Palestina menderita.
 
3.3. Dalil tentang Keutamaan Jihad dan Membela yang Dizalimi
Firman Allah ﷻ:
﴿ وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ ﴾
“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan membela orang-orang yang lemah, baik laki-laki, wanita maupun anak-anak...” (QS. al-Nisā’: 75)
- 
                    
Ayat ini secara jelas menyeru agar umat Islam membela kaum yang lemah dan tertindas.
 - 
                    
Gaza adalah cerminan nyata ayat ini: ribuan anak, wanita, dan orang tua menjadi korban kezaliman Zionis.
 
3.4. Hadis tentang Kewajiban Membela Tanah Suci
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ: الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِي هَذَا، وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَى
(Tidak boleh melakukan perjalanan jauh (dengan tujuan ibadah) kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, masjidku ini (Masjid Nabawi), dan Masjid al-Aqṣā.) (HR. al-Bukhārī dan Muslim – Hadis sahih)
- 
                    
Hadis ini menegaskan kemuliaan Masjid al-Aqṣā, yang berada di tanah Palestina.
 - 
                    
Membela Gaza adalah bagian dari membela tanah suci Islam.
 
📌 Ringkasan Bagian 3
- 
                    
Al-Qur’an menegaskan umat Islam bersaudara (QS. al-Ḥujurāt: 10).
 - 
                    
Hadis menyebutkan mukmin bagaikan satu tubuh – luka Gaza adalah luka umat.
 - 
                    
Al-Qur’an menyeru untuk membela kaum lemah (QS. al-Nisā’: 75).
 - 
                    
Masjid al-Aqṣā adalah tanah suci, maka membelanya termasuk bagian dari agama.
 
🌍 Bagian 4: Realitas Politik & Kelemahan Umat Islam
4.1. Jumlah Umat Islam Besar, Tapi Lemah
- 
                      
Forum menyoroti fakta pahit: umat Islam mencapai lebih dari 1.6 miliar jiwa, namun tidak mampu menggoyahkan negara kecil Zionis.
 - 
                      
Ini menjadi bukti adanya kelemahan internal yang jauh lebih berbahaya daripada kekuatan eksternal musuh.
 
4.2. Faktor Kelemahan Umat
- 
                      
Perpecahan Politik
- 
                          
Negara-negara Muslim sibuk bertikai sesama sendiri.
 - 
                          
Alih-alih bersatu menghadapi Zionis, mereka bersekutu dengan pihak luar.
 
 - 
                          
 - 
                      
Fanatisme Mazhab & Kelompok
- 
                          
Umat terpecah karena ta‘aṣṣub (fanatisme buta) pada mazhab, kelompok, atau partai.
 - 
                          
Seringkali energi habis untuk menyerang sesama Muslim, bukan menghadapi musuh bersama.
 
 - 
                          
 - 
                      
Cinta Dunia & Takut Mati
- 
                          
Penyakit al-wahn yang disebut Nabi ﷺ: ḥubb al-dunyā wa karāhiyat al-mawt (cinta dunia dan takut mati).
 - 
                          
Banyak pemimpin Muslim lebih sibuk dengan kemewahan dan kekuasaan daripada memperjuangkan umat.
 
 - 
                          
 
4.3. Dominasi Musuh melalui Propaganda
- 
                      
Zionis tidak hanya kuat secara militer, tetapi juga menguasai media global.
 - 
                      
Narasi mereka dibenarkan dunia, sedangkan penderitaan rakyat Gaza sering disembunyikan atau diputarbalikkan.
 - 
                      
Umat Islam kurang memiliki media yang berwibawa di mata dunia.
 
4.4. Kelemahan dalam Persiapan dan Strategi
- 
                      
Umat Islam lemah dalam teknologi, ekonomi, dan persenjataan.
 - 
                      
Padahal, Allah ﷻ memerintahkan persiapan:
 
﴿ وَأَعِدُّوا لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ ﴾
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi, dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang...” (QS. al-Anfāl: 60)
- 
                      
Ayat ini menegaskan bahwa kewajiban umat adalah kuat secara fisik, teknologi, dan strategi.
 
4.5. Kritik terhadap Sikap Sebagian Pemimpin Muslim
- 
                      
Banyak pemimpin Muslim lebih sibuk menjaga kekuasaan daripada membela umat.
 - 
                      
Ada yang bersekongkol dengan negara besar yang mendukung Zionis.
 - 
                      
Akibatnya, penderitaan Gaza berlanjut tanpa ada kekuatan nyata dari dunia Islam.
 
📌 Ringkasan Bagian 4
- 
                      
Umat Islam jumlahnya besar, tapi lemah dalam persatuan.
 - 
                      
Faktor kelemahan: perpecahan politik, fanatisme mazhab, cinta dunia & takut mati.
 - 
                      
Zionis menang dalam propaganda media dan kekuatan teknologi.
 - 
                      
Umat Islam gagal memenuhi perintah Al-Qur’an untuk mempersiapkan kekuatan (QS. al-Anfāl: 60).
 - 
                      
Sebagian pemimpin Muslim lebih mementingkan diri sendiri daripada nasib umat.
 
🕌 Bagian 5: Pidato Ust. Fauwaz Fadzil – Palestina sebagai Isu Aqidah
5.1. Pendahuluan Ust. Fauwaz
- 
                        
Ust. Fauwaz Fadzil memulai pidatonya dengan penuh semangat.
 - 
                        
Beliau menegaskan bahwa isu Palestina bukan isu politik semata, tetapi isu aqidah umat Islam.
 - 
                        
Palestina adalah tanah para nabi dan tempat berdirinya Masjid al-Aqṣā. Maka, membela Palestina adalah bagian dari membela aqidah Islam.
 
5.2. Masjid al-Aqṣā dalam Aqidah Islam
- 
                        
Al-Aqṣā disebut dalam Al-Qur’an (QS. al-Isrā’: 1).
 - 
                        
Ia menjadi kiblat pertama umat Islam sebelum Allah memerintahkan pindah ke Ka‘bah.
 - 
                        
Rasulullah ﷺ pernah melakukan Isrā’ Mi‘rāj dari Masjid al-Aqṣā menuju Sidratul Muntaha.
 
Dalil:
﴿ سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى ﴾
“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjid al-Aqṣā...” (QS. al-Isrā’: 1)
📌 Kesimpulan Ust. Fauwaz: membela Masjid al-Aqṣā adalah membela kehormatan Islam itu sendiri.
5.3. Palestina sebagai Tanah Para Nabi
- 
                        
Banyak nabi pernah menetap di Palestina, termasuk Nabi Ibrahim, Daud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, dan ‘Isa ‘alaihimussalām.
 - 
                        
Dengan demikian, bumi Palestina adalah tanah penuh berkah dan darah para nabi.
 - 
                        
Serangan Zionis ke Palestina bukan hanya penjajahan tanah, tapi penghinaan terhadap warisan para nabi.
 
5.4. Konsep Wilayah Islam (Dār al-Islām)
- 
                        
Menurut Ust. Fauwaz, Palestina adalah bagian dari wilayah Islam (Dār al-Islām).
 - 
                        
Sekalipun umat Islam diusir, tanah itu tetap milik umat.
 - 
                        
Membela Gaza berarti membela wilayah Islam yang dirampas.
 
5.5. Seruan Aqidah dan Persatuan
- 
                        
Ust. Fauwaz menegaskan bahwa membela Palestina adalah ujian iman.
 - 
                        
Jika umat Islam mengabaikan Gaza, berarti aqidah mereka lemah.
 - 
                        
Beliau menyeru agar umat:
- 
                            
Meningkatkan doa untuk rakyat Gaza.
 - 
                            
Menghindari perpecahan dan mengutamakan kesatuan.
 - 
                            
Mendidik generasi agar mencintai al-Aqṣā dan perjuangan Palestina.
 
 - 
                            
 
📌 Ringkasan Bagian 5
- 
                        
Ust. Fauwaz menegaskan Palestina adalah isu aqidah, bukan isu politik.
 - 
                        
Masjid al-Aqṣā adalah kiblat pertama dan tempat Isrā’ Mi‘rāj Nabi ﷺ.
 - 
                        
Palestina adalah tanah para nabi, maka membelanya bagian dari iman.
 - 
                        
Secara syar‘i, Palestina adalah Dār al-Islām, bukan sekadar tanah.
 - 
                        
Membela Gaza adalah ujian iman umat Islam – dan solusi adalah doa, persatuan, serta pendidikan generasi.
 
📜 Bagian 6: Sejarah Ringkas Pembantaian dan Kelalaian Umat Islam
6.1. Sejarah Panjang Penjajahan dan Pertumpahan Darah
- 
                          
Forum mengingatkan bahwa penderitaan rakyat Palestina bukan baru terjadi sekarang.
 - 
                          
Sejak awal abad ke-20, umat Islam diusir dari tanah airnya dengan kekerasan.
 - 
                          
Penjajahan Zionis berlangsung dengan dukungan kuasa besar Barat, yang memberi senjata, dana, dan legitimasi politik.
 
6.2. Tragedi Besar dalam Sejarah Palestina
- 
                          
Perjanjian Balfour (1917)
- 
                              
Janji pemerintah Inggris untuk memberikan tanah Palestina kepada Zionis.
 - 
                              
Titik awal kehilangan tanah umat Islam.
 
 - 
                              
 - 
                          
Nakbah (1948)
- 
                              
Ribuan Muslim diusir dari rumah mereka.
 - 
                              
Desa-desa dibakar, banyak orang dibunuh, dan sebagian besar terpaksa menjadi pelarian di negara tetangga.
 
 - 
                              
 - 
                          
Tragedi Sabra dan Shatila (1982)
- 
                              
Pembantaian pengungsi Palestina di Lebanon oleh milisi yang bersekongkol dengan Zionis.
 - 
                              
Ribuan wanita dan anak-anak menjadi korban.
 
 - 
                              
 
📌 Semua ini disebut untuk menunjukkan bahwa penderitaan Gaza berakar dari sejarah panjang pengkhianatan dunia terhadap umat Islam.
6.3. Kelemahan dan Kelalaian Umat Islam
- 
                          
Para pembicara menyalahkan kelalaian sebagian umat Islam sendiri yang tidak menjaga amanah Allah.
 - 
                          
Banyak pemimpin Muslim tidak menunaikan tanggung jawab terhadap Palestina.
 - 
                          
Umat sibuk dengan konflik internal, sehingga lupa pada penderitaan saudara di Gaza.
 
                        Dalil pengingat:
                        Allah ﷻ berfirman:
                      
﴿ وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ﴾
“Janganlah kamu merasa lemah dan jangan bersedih hati, padahal kamulah orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu beriman.” (QS. Āli ‘Imrān: 139)
6.4. Pelajaran dari Sejarah
- 
                          
Penjajahan Zionis terjadi karena kelemahan internal umat Islam.
 - 
                          
Ketika umat meninggalkan al-Qur’an dan Sunnah, Allah ﷻ membiarkan musuh menguasai mereka.
 - 
                          
Jalan keluar hanyalah kembali kepada agama, bersatu, dan berjuang dengan sungguh-sungguh.
 
📌 Ringkasan Bagian 6
- 
                          
Penderitaan Palestina sudah berlangsung sejak awal abad ke-20.
 - 
                          
Tragedi besar: Balfour (1917), Nakbah (1948), Sabra & Shatila (1982).
 - 
                          
Semua terjadi dengan dukungan kuasa besar Barat.
 - 
                          
Umat Islam lalai dan terpecah, sehingga lemah di hadapan musuh.
 - 
                          
Solusi: kembali kepada iman, al-Qur’an, dan Sunnah, serta persatuan.
 
✊ Bagian 7: Seruan Kesatuan dan Kebangkitan Umat
7.1. Pentingnya Persatuan Umat Islam
- 
                            
Para pembicara menegaskan bahwa kekuatan terbesar umat Islam adalah persatuan.
 - 
                            
Selama umat berpecah-belah karena mazhab, politik, atau kelompok, maka Zionis akan tetap berkuasa.
 - 
                            
Persatuan bukan berarti menafikan perbedaan, tetapi menyatukan hati di atas dasar aqidah Islam.
 
                          Dalil:
                          Allah ﷻ berfirman:
                        
﴿ وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ﴾
“Berpeganglah kalian semua kepada tali Allah, dan janganlah kalian berpecah-belah.” (QS. Āli ‘Imrān: 103)
7.2. Solidaritas dalam Amal Nyata
- 
                            
Persatuan tidak hanya berupa ucapan, tetapi juga aksi nyata.
 - 
                            
Bentuk solidaritas yang diserukan:
- 
                                
Doa bersama untuk rakyat Gaza.
 - 
                                
Sumbangan dana dan harta untuk membantu korban.
 - 
                                
Menghadiri majlis ilmu dan kesadaran tentang isu Palestina.
 - 
                                
Menggunakan media sosial untuk melawan propaganda Zionis.
 
 - 
                                
 
7.3. Kebangkitan Melalui Ilmu dan Pendidikan
- 
                            
Umat tidak akan bangkit hanya dengan semangat sesaat.
 - 
                            
Harus ada pendidikan generasi muda dengan penekanan pada:
- 
                                
Sejarah Islam.
 - 
                                
Cinta kepada Masjid al-Aqṣā.
 - 
                                
Keberanian menentang kezaliman.
 
 - 
                                
 - 
                            
Forum menegaskan: “Jika kita tidak mendidik anak-anak kita tentang al-Aqṣā, maka mereka akan lupa dan menganggapnya tidak penting.”
 
7.4. Pengorbanan sebagai Jalan Kemenangan
- 
                            
Kebangkitan tidak mungkin tanpa pengorbanan.
 - 
                            
Rakyat Gaza mengorbankan nyawa, harta, dan keluarga mereka demi mempertahankan tanah suci.
 - 
                            
Umat Islam di luar Gaza dituntut menyumbang sesuai kemampuan: dengan doa, tenaga, ilmu, atau harta.
 
                          Hadis penguat:
                          Rasulullah ﷺ bersabda:
                        
مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَدْ غَزَا
(Barangsiapa mempersiapkan (membekali) seorang pejuang di jalan Allah, maka ia dianggap ikut berperang.) (HR. al-Bukhārī dan Muslim – Hadis sahih)
📌 Ringkasan Bagian 7
- 
                            
Persatuan adalah kunci kekuatan umat, sebagaimana perintah al-Qur’an.
 - 
                            
Solidaritas harus dibuktikan dengan doa, sumbangan, dan aksi nyata.
 - 
                            
Kebangkitan umat hanya mungkin dengan pendidikan generasi muda.
 - 
                            
Kemenangan menuntut pengorbanan – siapa pun yang membantu pejuang dianggap turut berjihad.
 
🌺 Bagian 8: Penutup, Doa, dan Ajakan Terakhir
8.1. Doa Bersama untuk Gaza
- 
                              
Forum ditutup dengan lantunan doa yang penuh harapan kepada Allah ﷻ.
 - 
                              
Doa dipanjatkan untuk:
- 
                                  
Melindungi rakyat Gaza dari kekejaman musuh.
 - 
                                  
Memberikan kesabaran dan kekuatan kepada para pejuang.
 - 
                                  
Mengampuni dosa-dosa umat Islam dan menyatukan hati mereka.
 
 - 
                                  
 
Doa yang dibacakan:
اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِينَ فِي فِلَسْطِين، وَاكْشِفْ عَنْهُمُ الْكَرْبَ وَالْغُمَّةَ، وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ، وَاجْمَعْ كَلِمَةَ الْمُسْلِمِينَ عَلَى الْحَقِّ
“Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami yang berjihad di Palestina, angkatlah dari mereka kesusahan dan penderitaan, kokohkanlah kaki mereka, dan satukanlah kalimat kaum Muslimin di atas kebenaran.”
8.2. Ajakan untuk Tidak Melupakan Gaza
- 
                              
Para pembicara berulang kali menegaskan: “Jangan biarkan Gaza dilupakan.”
 - 
                              
Dukungan kepada Palestina tidak boleh bersifat sementara atau emosional semata.
 - 
                              
Harus ada komitmen jangka panjang: doa, pendidikan, dana, dan kesadaran politik.
 
8.3. Gaza sebagai Cermin Keadaan Umat
- 
                              
Gaza adalah cermin kelemahan sekaligus kekuatan umat Islam:
- 
                                  
Lemah, karena dunia Islam tidak mampu menolongnya dengan penuh kekuatan.
 - 
                                  
Kuat, karena rakyat Gaza tetap teguh dengan iman walau menghadapi penderitaan berat.
 
 - 
                                  
 - 
                              
Gaza adalah ujian bagi hati kita: apakah kita benar-benar peduli atau hanya sekadar berdoa tanpa aksi.
 
8.4. Penegasan Akhir
- 
                              
Forum menutup dengan tekad bersama:
- 
                                  
Membela Gaza adalah kewajiban aqidah, bukan pilihan politik.
 - 
                                  
Umat Islam harus bersatu, berilmu, dan beramal nyata.
 - 
                                  
Dengan doa, persatuan, dan pengorbanan, Allah ﷻ akan memberikan pertolongan.
 
 - 
                                  
 
Firman Allah ﷻ:
﴿ إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ ﴾
“Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muḥammad: 7)
📌 Ringkasan Bagian 8
- 
                              
Forum ditutup dengan doa khusus untuk Gaza.
 - 
                              
Seruan agar umat tidak melupakan penderitaan Palestina.
 - 
                              
Gaza adalah cermin iman dan ujian kepedulian umat Islam.
 - 
                              
Penegasan: membela Gaza adalah kewajiban aqidah, bukan sekadar isu politik.
 - 
                              
Kemenangan hanya mungkin dengan persatuan, ilmu, doa, dan pengorbanan.
 
METODE ISTIMBATH
🧭 Metode Istinbāṭ Dr. MAZA (Versi Ramah Pemula)
1) Inti Klaim (Kesimpulan Besar)
Menolong rakyat Palestina/Gaza adalah kewajiban agama (wājib) bersifat kolektif (farḍ kifāyah)—meliputi doa, dukungan materi, advokasi, boikot yang sah, penguatan kebijakan, dan kesatuan umat.
Kenapa “wajib”? Karena ada perintah nash yang jelas untuk menolong kaum tertindas, dan syariat mewajibkan segala sarana yang diperlukan agar kewajiban itu terlaksana.
2) Dalil Utama yang Dijadikan Poros
a) Perintah menolong yang tertindas
﴿ وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ... ﴾
“Mengapa kalian tidak berjuang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang tertindas, baik lelaki, perempuan maupun anak-anak….” (QS. an-Nisā’ 4:75)
Bacaan usulnya (sederhana): kata kerja perintah/seruan untuk berjuang dan membela mustaḍ‘afīn → menunjukkan kewajiban menolong korban kezhaliman.
b) Umat itu satu saudara (solidaritas lintas batas)
﴿ إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ ﴾
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” (QS. al-Ḥujurāt 49:10)
Makna usul: ukhuwah → keterikatan kewajiban; derita mereka = urusan kita.
c) Wajib menyiapkan kekuatan (kapasitas)
﴿ وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ ﴾
“Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi….” (QS. al-Anfāl 8:60)
Makna usul: perintah “a‘iddu” = wajib. Bentuknya bisa militer, teknologi, ekonomi, diplomasi, media—sesuai kemampuan dan koridor syar‘i.
d) Hadis penguat solidaritas (satu tubuh)
« مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ… »
“Perumpamaan orang beriman dalam cinta, kasih sayang, dan empati bagaikan satu tubuh….” (HR. Muslim, ṣaḥīḥ)
Makna usul: sakit di Gaza = demam untuk seluruh tubuh umat → lahir kewajiban nyata.
3) Kaidah Kunci yang Menjembatani Dalil → Aksi
- 
الأَمْرُ لِلْوُجُوبِ — Perintah itu pada asalnya menunjukkan wajib.
(Contoh: “Berjuang/siapkan kekuatan” → bukan sekadar anjuran.) - 
مَا لَا يَتِمُّ الْوَاجِبُ إِلَّا بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ —
Apa yang tanpanya kewajiban tidak terlaksana, maka (sarana itu) wajib.
(Kalau menolong butuh dana, logistik, jaringan, advokasi—semua ini ikut wajib pada kadar kebutuhan.) - 
دَرْءُ المَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ عَلَى جَلْبِ المَصَالِحِ —
Mencegah kerusakan didahulukan daripada menarik kemaslahatan.
(Alasan boikot yang sah/tekanan politik untuk menghentikan kezaliman.) - 
لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ —
Tidak boleh membahayakan diri dan orang lain. (HR. Mālik, Aḥmad, Ibnu Mājah; ḥasan)
(Batasan: cara-cara advokasi harus tetap syar‘i—tanpa kezaliman baru.) 
4) Takyīf Fiqhī (Pengkualifikasian Masalah)
- 
Jenis kewajiban: farḍ kifāyah (tanggung jawab kolektif).
Jika sebagian umat/negara sudah menunaikan secara memadai, gugurlah dosa dari yang lain; bila tidak—semua berdosa sesuai kapasitasnya. - 
Subjek kewajiban:
- 
Negara & otoritas (kebijakan, diplomasi, bantuan resmi),
 - 
Lembaga/komunitas (penggalangan, logistik, edukasi),
 - 
Individu (doa, donasi, konten edukatif, partisipasi damai).
 
 - 
 - 
Tertib prioritas (awlawiyyāt): hentikan kezaliman & lindungi jiwa (ḥifẓ an-nafs) → jaga agama & kesucian al-Aqṣā (ḥifẓ ad-dīn) → jaga harta & martabat (ḥifẓ al-māl, ḥifẓ al-‘irḍ).
 
5) Wasilah Kontemporer (Sarana Praktis yang Disahkan Dalil + Kaidah)
- 
Donasi & logistik → realisasi “mā lā yatimm al-wājib”.
 - 
Advokasi & diplomasi → perintah “a‘iddu” dalam ranah kapasitas non-militer.
 - 
Boikot yang sah & tertib → “dar’ al-mafāsid” (menekan pelaku kezaliman).
 - 
Pendidikan & media → menjaga kesadaran umat (ukhuwah) agar kewajiban kolektif tidak putus.
 - 
Doa & dukungan ruhani → bagian dari nusrah; bukan pengganti, tetapi pendamping langkah nyata.
 
Semua wasilah dibatasi kaidah: tidak melanggar syariat, proporsional, dan efektif pada kadar kebutuhan.
6) Ringkas “Cara Baca” ala Usul (5-Langkah Mudah)
- 
Tentukan klaim: Menolong Gaza = wajib (kifāyah).
 - 
Ambil nash poros: QS 4:75 (+ 49:10, 8:60) & hadis “satu tubuh”.
 - 
Pakai kaidah penghubung: al-amr lil-wujūb, mā lā yatimm…, lā ḍarar.
 - 
Takyīf: siapa wajib? seberapa jauh? apa prioritasnya?
 - 
Turunkan ke wasilah: donasi, advokasi, diplomasi, boikot sah, media, doa—semua disaring oleh kaidah & maqāṣid (menjaga jiwa/agama).
 
7) Kutipan Dalil (Arab + Terjemah)
- 
QS. النِّسَاء: 75
﴿ وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ... ﴾
“Mengapa kalian tidak berjuang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang tertindas….” - 
QS. الحُجُرَات: 10
﴿ إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ ﴾
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” - 
QS. الأَنْفَال: 60
﴿ وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ ﴾
“Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi….” - 
Hadis (HR. مسلم):
« مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ… كَالْجَسَدِ » — ṣaḥīḥ.
“Perumpamaan orang beriman… seperti satu tubuh.” - 
Hadis (HR. البخاري ومسلم):
« مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَدْ غَزَا » — ṣaḥīḥ.
“Siapa membekali seorang mujahid, (pahalanya) seperti berperang.” - 
Hadis (HR. مالك وأحمد وابن ماجه):
« لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ » — ḥasan.
“Tidak boleh membahayakan diri dan orang lain.” 
📌 Kesimpulan Super-Singkat
Metode Dr. MAZA (ringkas):
Nash poros (QS 4:75) → Kaidah “perintah = wajib” + “sarana ikut wajib” → Takyīf: farḍ kifāyah → Wasilah kontemporer yang syar‘i & efektif (donasi, advokasi, diplomasi, boikot sah, pendidikan, doa).
Itu saja—jernih, rapi, dan gampang dipraktikkan. 🌿
Catatan Hadis
- 
“Lā ḍarar wa lā ḍirār” dihimpun al-Muwaṭṭa’, Musnad Aḥmad, Sunan Ibnu Mājah; dinilai ḥasan (di antaranya oleh an‑Nawawī ketika memasukkannya dalam al-Arba‘īn).
 - 
Hadis “satu tubuh” dan “mempersenjatai/membekali mujahid” berstatus ṣaḥīḥ (Muslim; dan Muttafaq ‘alaih untuk yang kedua).
 
🧭 Metode Istinbāṭ Dr. Fauwaz Fadzil Noor (Versi Mudah untuk Pemula)
1) Inti Klaim (Kesimpulan Besar)
Kelemahan umat Islam hari ini—sehingga Gaza dizalimi—berasal dari dosa internal umat: cinta dunia, meninggalkan agama, dan berpecah-belah.
➡ Karena itu, solusi utama bukan hanya senjata atau dana, tetapi kembali kepada agama (al-rujū‘ ilā ad-dīn).
2) Dalil Utama yang Dipakai
a) Hadis tentang “wahn” (cinta dunia)
« يُوشِكُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمُ الأُمَمُ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا… قَالُوا: وَمَا الْوَهْنُ؟ قَالَ: حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ »
(“Akan tiba masanya umat-umat lain mengeroyok kalian seperti orang-orang yang berebut makanan di nampan…” Sahabat bertanya: Apakah wahn itu? Nabi menjawab: cinta dunia dan takut mati.” HR. Abu Dawud, sahih)
Makna usul: Sebab kelemahan umat = penyakit internal (‘illah shar‘iyyah). Maka solusi wajib diarahkan ke mengubati ‘illah ini.
b) Ayat tentang persatuan umat
﴿ وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ﴾
“Berpeganglah kalian semuanya pada tali Allah, dan jangan berpecah belah.” (QS. Āli ‘Imrān 3:103)
Makna usul: Perintah (i‘tashimū) = wajib. Larangan (lā tafarraqū) = haram berpecah. Maka, persatuan adalah syarat kemenangan.
c) Ayat tentang janji Allah
﴿ إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ ﴾
“Jika kalian menolong (agama) Allah, Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian.” (QS. Muḥammad 47:7)
Makna usul: Hukum kausal syar‘i: nusrah ad-dīn (menolong agama) → nusrah minallāh (pertolongan Allah). Tanpa syarat pertama, syarat kedua tidak turun.
3) Kaidah Kunci yang Digunakan
- 
السَّبَبُ يُنَاطُ بِهِ الْحُكْمُ
Hukum dikaitkan dengan sebabnya.
(Jika sebab kelemahan = cinta dunia, maka wajibnya solusi = membersihkan hati dan menghidupkan aqidah.) - 
الحُكْمُ يَدُورُ مَعَ عِلَّتِهِ وُجُودًا وَعَدَمًا
Hukum berputar bersama ‘illah, ada atau tidak.
(Kalau umat meninggalkan agama → kalah. Kalau kembali kepada agama → Allah beri kemenangan.) - 
مَا لَا يَتِمُّ الْوَاجِبُ إِلَّا بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ
(Kalau kewajiban menolong Palestina tidak terlaksana tanpa kesatuan umat → menjaga kesatuan itu sendiri menjadi wajib.) 
4) Takyīf Fiqhī (Pengkualifikasian Masalah)
- 
Jenis kewajiban:
- 
Menolong Gaza = farḍ kifāyah.
 - 
Namun: membersihkan penyakit wahn (cinta dunia, takut mati) = farḍ ‘ain (kewajiban pribadi setiap Muslim).
 
 - 
 - 
Subjek kewajiban:
- 
Individu → harus kembali pada aqidah, tidak cinta dunia.
 - 
Komunitas/Negara → wajib memelihara kesatuan, jangan pecah belah.
 - 
Ulama/da‘i → wajib mendidik umat tentang hakikat jihad, sabar, dan nusrah.
 
 - 
 
5) Wasilah Kontemporer (Sarana Praktis)
- 
Tarbiyah & pendidikan → menghidupkan kembali ruh jihad & sabar.
 - 
Mengikis cinta dunia → kurangi budaya hedonisme; tingkatkan kepedulian sosial.
 - 
Persatuan politik umat → kurangi pertikaian sektarian & fanatisme sempit.
 - 
Doa & ibadah → sebagai bentuk nusrah ad-dīn.
 - 
Bantuan materi → tetap penting, tetapi syarat utama adalah iman & kesatuan.
 
6) Ringkas “Cara Baca” ala Usul (5-Langkah)
- 
Tentukan klaim: Umat kalah bukan karena lemah senjata, tapi lemah iman.
 - 
Ambil dalil poros: Hadis wahn, QS 3:103, QS 47:7.
 - 
Gunakan kaidah: Hukum berputar bersama ‘illah → kalau cinta dunia ada, maka kehinaan datang.
 - 
Takyīf: Hilangkan wahn = farḍ ‘ain; menolong Gaza = farḍ kifāyah.
 - 
Turunkan ke wasilah: Pendidikan, tarbiyah, persatuan, doa, jihad sesuai kemampuan.
 
7) Kutipan Dalil (Arab + Terjemah)
- 
QS. آل عمران: 103
﴿ وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ﴾
“Berpeganglah pada tali Allah dan jangan berpecah belah.” - 
QS. محمد: 7
﴿ إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ ﴾
“Jika kalian menolong agama Allah, Dia akan menolong kalian.” - 
Hadis “wahn” (HR. أبو داود, sahih)
« حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ »
“(Wahn itu adalah) cinta dunia dan takut mati.” 
📌 Kesimpulan Singkat
Metode Dr. Fauwaz:
Dalil hadis & ayat → ta‘līl (sebab kelemahan = cinta dunia & perpecahan) → kaidah “hukum berputar bersama ‘illah” → solusi: farḍ ‘ain bagi setiap Muslim untuk membersihkan hati & kembali ke agama; farḍ kifāyah untuk menolong Gaza secara nyata.
👉 Jadi, kalau Dr. MAZA menekankan struktur hukum (farḍ kifāyah) + wasilah kontemporer, maka Dr. Fauwaz menekankan penyebab batin (wahn) + solusi aqidah & tarbiyah.
Keduanya saling melengkapi: syarat internal (iman & persatuan) + sarana eksternal (dana, advokasi, boikot, diplomasi).