PIDATO DI HADAPAN PEMIMPIN THALIBAN (PENGUASA AFGHANISTAN)

PIDATO DI HADAPAN PEMIMPIN THALIBAN: Refleksi 3 Tahun Pembebasan Afghanistan dari Amerika

Oleh: 
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis

Apakah kemerdekaan sejati sudah tercapai, ataukah perjuangan baru saja dimulai?

Di hadapan para pemimpin Taliban, yang kini menjadi penguasa Afghanistan, serta duta-duta dari negara-negara Islam, Shahibus Samahah Mufti Kerajaan Negeri Perlis menyampaikan pidato bersejarah yang penuh dengan hikmah, nasihat, dan refleksi mendalam. Tiga tahun setelah keluarnya militer Amerika dari tanah Afghanistan, acara ini menjadi momentum untuk merenungi apa yang telah dicapai, tantangan yang dihadapi, dan jalan panjang menuju kemerdekaan sejati yang diwarnai oleh nilai-nilai Islam.

KONSEP BERFIKIR YANG KELIRU PADA SEBAGIAN OKNUM YANG MENGAKU SALAFI

Salah Paham Tentang Salafi dan Bermazhab

Oleh:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis
 

Apa sebenarnya makna Salaf dan Salafi? Apakah benar mengikuti salaf berarti menolak mazhab dalam fiqh? Konsep berpikir yang keliru dan salah kaprah ini, yang sering dipegang oleh sebagian oknum, tidak hanya menyesatkan tetapi juga berpotensi menciptakan perpecahan di tengah umat.

Sikap jumud (kaku) dan ekstrem ternyata bisa muncul dari kelompok manapun, termasuk dari mereka yang mengklaim sebagai pengikut manhaj salaf. Salah guna istilah Salafi sering dijadikan tameng untuk membenarkan pandangan sempit, sehingga mencederai semangat asli ajaran salafus shalih yang penuh hikmah, kelembutan, dan keharmonisan.

MEMBEDAH HAKIKAT JISIM: MENGUNGKAP DEBAT EPIK IBNU TAIMIYAH & AL-GHAZALI TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH

Seminar : Ibnu Taimiyah, Ulama Versatile (serba bisa dalam berbagai bidang keilmuan Islam dan kehidupan sosial politik) - Arsip 2017

Oleh:
Al-Ustaz Salman Ali
Pendakwah di Negeri Perlis & Qatar, Debate Coach at Qatar Foundation

PART 1 - PART 2 - PART 3

Apakah sifat-sifat Allah dapat diibaratkan sebagai "komposisi" seperti yang diklaim para filsuf? Benarkah konsep tauhid Islam dipertanyakan oleh para intelektual di masa lalu? Dan lebih jauh lagi, apakah tuduhan bahwa Ibn Taymiyyah seorang mujassimah benar adanya? Seminar ini akan membawa Anda ke dalam salah satu diskusi teologis paling mendalam dan kompleks dalam sejarah Islam, yang mengguncang dunia pemikiran antara dalil agama dan logika filsafat.

Debat Epik Ibn Taymiyyah dan Al-Ghazali

Ibn Taymiyyah dan Al-Ghazali, dua nama besar dalam khazanah keilmuan Islam, menghadapi gelombang pemikiran menyimpang yang mencoba mendistorsi akidah Islam. Di satu sisi, para filsuf menyatakan bahwa sifat-sifat Allah seperti "kalam" dan "jisim" adalah bagian dari komposisi yang membutuhkan pencipta. Di sisi lain, Ibn Taymiyyah dan Al-Ghazali dengan luar biasa menghancurkan klaim ini melalui dalil syar’i yang kokoh dan logika yang tak terbantahkan.

  • Ibn Taymiyyah: Dengan tajam, ia membedakan antara berbagai definisi jisim. Jika jisim dimaknai sebagai "sesuatu yang bisa dilihat," maka Allah bisa dilihat di akhirat, sesuai dalil Al-Qur’an dan hadits. Namun jika jisim dimaknai sebagai "komposisi dari elemen-elemen kecil," maka Allah bukan jisim. Tuduhan bahwa Ibn Taymiyyah seorang mujassimah ternyata lahir dari kesalahpahaman dan manipulasi definisi yang digunakan oleh lawan debatnya.

  • Al-Ghazali: Melalui Ihya Ulumuddin dan karya-karya lainnya, Al-Ghazali membuktikan bahwa penggunaan istilah seperti "komposisi" (terkib) untuk Allah bukan berarti menyalahi tauhid, asalkan definisi yang digunakan benar. Bahkan ia menyerang filsafat yang menolak sifat-sifat Allah, dengan menunjukkan inkonsistensi logika mereka.

IBNU TAIMIYAH & SENI DEBAT: STRATEGI, DALIL DAN KETEGASAN DALAM MEMBELA KEBENARAN

Seminar : Ibnu Taimiyah, Ulama Versatile (serba bisa dalam berbagai bidang keilmuan Islam dan kehidupan sosial politik) - Arsip 2017

Oleh:
Al-Ustaz Salman Ali
Pendakwah di Negeri Perlis & Qatar, Debate Coach at Qatar Foundation

PART 1 - PART 2 - PART 3

Apa hukum debat dalam Islam? Apakah debat adalah sesuatu yang diperbolehkan, disarankan, atau justru dilarang? Pertanyaan ini sebenarnya bukan hal baru, sebab sejak zaman para sahabat, debat telah menjadi perhatian serius. Kita tahu bahwa ada sahabat seperti Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang tidak menyukai debat, namun di sisi lain, ada juga sahabat seperti Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu yang dikenal sebagai pendebat ulung.

Di kalangan ulama empat mazhab, perbedaan pendekatan terhadap debat juga sangat mencolok. Imam Malik rahimahullah, misalnya, lebih memilih untuk menghindari debat dan berfokus pada penyampaian ilmu tanpa banyak adu argumen. Sementara itu, Imam Syafi’i dan Imam Abu Hanifah dikenal sebagai pendebat yang brilian, ahli dalam menyampaikan hujah dan memenangkan argumen dengan dalil yang tajam.

KETOKOHAN IBNU TAIMIYAH SEBAGAI PENDEBAT ULUNG

Seminar : Ibnu Taimiyah, Ulama Versatile (serba bisa dalam berbagai bidang keilmuan Islam dan kehidupan sosial politik) - Arsip 2017 Pertubuhan Kebajikan Al Qayyim, Selangor Malaysia

Oleh:
Al-Ustaz Salman Ali
Pendakwah di Negeri Perlis & Qatar, Debate Coach at Qatar Foundation

PART 1 - PART 2 - PART 3

Berapa banyak perdebatan yang berakhir sia-sia? Berapa banyak hujah yang hanya memanaskan emosi, bukan menegakkan kebenaran? Tapi di tangan Ibn Taimiyah, debat berubah menjadi senjata tajam yang mematahkan kebatilan, menundukkan keangkuhan, dan membuka jalan menuju cahaya kebenaran.

Ibnu Taimiyah bukan sekadar ulama yang menguasai ribuan dalil, tapi seorang pendebat ulung yang mampu mengendalikan tiga kunci penting dalam perdebatan: isi kandungan yang solid, strategi yang cerdas, dan uslub penyampaian yang memukau.

KEISTIMEWAAN PANDANGAN FIQH IBNU TAIMIYAH

Oleh: 
Dr. Rozaimi Ramle
AJK Fatwa Kerajaan Negeri Perlis, Fiqh wa Ushuluhu Mu'tah Universiti of Jordan

Fiqh yang Ringan, Lapang, dan Selalu di Depan Zaman!

Ibnu Taimiyah, nama yang terus diperbincangkan selama berabad-abad! Sosok ulama besar yang gagasannya melampaui batas waktu, tetapi di sisi lain juga menjadi pusat kontroversi dan salah paham.

🔥 Apa yang membuat pandangan fiqh Ibnu Taimiyah begitu istimewa?
Apakah karena keberaniannya melawan fanatisme mazhab? Apakah karena fatwa-fatwanya yang dianggap berbeda tetapi justru penuh hikmah dan relevansi? Ataukah karena beliau menawarkan fiqh yang ringan, lapang, namun tetap teguh pada prinsip syariat?

BENCANA: UJIAN UNTUK YANG SHALIH, ADZAB UNTUK YANG DURHAKA?

🎙️ ANGIN MEMBAWA API, MEMBAKAR LOS ANGELES! 🔥

Oleh:
Al-Ustaz Ahmad Jailani Abdul Ghani
Pendakwah di Negeri Perlis, Dosen & Advokat Mahkamah Tinggi dan Syariah Malaysia

🌪️ Api berkobar, angin menerjang, bumi berguncang! Ketika bencana melanda, ia tak membedakan: Orang shalih, pendosa, atau kafir.

💥 Namun, apakah benar kedudukannya sama?

Apakah musibah yang menimpa para Nabi dan orang-orang beriman sama kedudukannya dengan dengan azab yang menghantam orang kafir dan pendosa? Jika Allah Maha Pengasih, mengapa yang taat juga merasakan derita? Dan jika Allah Maha Adil, mengapa dunia tampak tidak adil saat bencana menerjang?

PERJUANGAN DAN PEMIKIRAN IBNU TAIMIYAH DALAM MEMURNIKAN ISLAM

Arsip 2018 | Oleh:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis

Bagaimana seorang ulama mampu mengguncang dunia dengan perjuangannya melawan penyimpangan akidah dan pemikiran? 

Dalam sejarah Islam, nama Ibnu Taimiyah berdiri sebagai simbol perjuangan intelektual dan spiritual untuk memurnikan ajaran Islam. Di tengah ancaman bid‘ah, takhayul, dan penyimpangan akidah, beliau tampil sebagai seorang ulama yang tidak gentar menghadapi tantangan, meskipun harus dibayar dengan pengasingan dan penjara. Tetapi, apa yang sebenarnya beliau perjuangkan? Bagaimana pemikirannya terus relevan dan memengaruhi umat Islam hingga hari ini?

Seminar ini membawa Anda menelusuri:

  • Ketokohan Ibnu Taimiyah, dari keilmuan mendalam hingga keberaniannya melawan penyimpangan di zamannya.
  • Pemikiran beliau tentang Tauhid, yang menjadi inti dakwahnya dalam memurnikan Islam dari segala bentuk syirik dan bid‘ah.
  • Ujian dan pengorbanan yang beliau lalui, termasuk bagaimana beliau berdiri teguh meskipun ditentang oleh para penguasa dan ulama sezamannya.
  • Relevansi perjuangannya di zaman modern, khususnya dalam menghadapi tantangan pemikiran dan fitnah yang terus berulang.

KEPENTINGAN MEMAHAMI REALITA SEBELUM BERFATWA

Oleh :
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis

🕋 Fatwa tanpa memahami realita? Kesalahan fatal yang bisa menyesatkan umat!

Bagaimana jika kita memberikan fatwa tanpa mempertimbangkan perubahan zaman, adat istiadat, dan realita kehidupan masyarakat? Apakah itu mencerminkan keadilan syariat? Atau justru menimbulkan kerusakan dan salah paham?

📜 Dalam seminar ilmiah ini, Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA, Mufti Negeri Perlis, mengupas:

  • Pentingnya memahami konteks zaman dan tempat dalam berfatwa.
  • Perbedaan antara hukum syariat yang tetap (tsabit) dan yang berubah sesuai realita (mutaghayyirat).
  • Contoh bijaksana dari Nabi Muhammad yang memberikan jawaban berbeda untuk pertanyaan yang sama berdasarkan latar belakang penanya.

🔥 Ini bukan sekadar teori, tapi fondasi penting yang harus dipahami oleh para pengemban dakwah, ulama, dan umat Islam di era modern ini.

STANDAR GANDA DAN KAMPANYE MEDIA: SIAPA TERORIS SEBENARNYA?

📢 Dalam pidatonya yang tajam dan berani di International Conference of Religious Leaders 2024, Shahibus Samahah Dato' Prof. Dr. MAZA, Mufti Negeri Perlis, mengungkap kenyataan pahit di balik kampanye global melawan terorisme.

🔥 Benarkah terorisme hanya milik satu agama?
Mengapa dunia begitu sibuk melabeli umat Islam sebagai ancaman, sementara sejarah membuktikan Islam pernah menjadi pelindung kebebasan dan keharmonisan antaragama?

Sorotan pidato ini:

  • Pembongkaran standar ganda media Barat yang kerap menyudutkan Islam.
  • Bukti sejarah dari masa keemasan Baghdad dan Andalusia, di mana berbagai agama hidup damai di bawah naungan kekhilafahan Islam.
  • Ajakan terbuka kepada dunia untuk memahami Islam melalui Al-Qur’an, bukan melalui lensa bias media.

🌍 Dengan gaya bicara yang tegas namun penuh hikmah, Shahibus Samahah Mufti Negeri Perlis mengajak setiap orang untuk berhenti menelan mentah-mentah propaganda negatif terhadap Islam. Solusinya? Kembali ke sumber yang autentik dan pahami kebenaran.

📌 Dengarkan pidatonya sekarang! Sebuah suara yang lantang namun sarat kebijaksanaan, menyerukan keadilan di tengah derasnya narasi bias global. Jangan sampai Anda ketinggalan!

Oleh:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Negeri Perlis

BAGAIMANA ISLAM BERINTERAKSI DENGAN KEBERAGAMAN BANGSA

KETIKA ISLAM DAN KEBERAGAMAN BANGSA BERTEMU: PANDANGAN YANG MEMUKAU

🌍 Apakah Anda tahu?
Islam tidak pernah mendasarkan kemuliaan manusia pada suku, warna kulit, atau keturunan. Sebaliknya, Islam mengajarkan bahwa perbedaan yang Allah ciptakan adalah untuk saling mengenal dan memperkaya peradaban.

🔥 Dalam ucaptama yang penuh wawasan ini, SS. Dato Prof. Dr. MAZA, Mufti Kerajaan Negeri Perlis, akan membahas:

  • Bagaimana Islam hadir sebagai rahmat bagi seluruh alam, tanpa membawa jejak kolonialisme.
  • Mengapa dakwah Islam diterima di berbagai belahan dunia melalui pendekatan damai, bukan penaklukan paksa.
  • Islam sebagai sistem yang meneguhkan persaudaraan universal di tengah keberagaman bangsa.

💬 Temukan pandangan luar biasa tentang bagaimana Islam membentuk harmoni di dunia yang penuh perbedaan!


Ucaptama :
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis

MENGAPA NABI INGATKAN UMATNYA TENTANG BID'AH

MENGAPA NABI INGATKAN UMATNYA TENTANG BID'AH: Pelajaran Penting untuk Generasi Kini

Bid'ah—hanya sebuah istilah atau ancaman nyata yang merusak keaslian agama?

Rasulullah dengan tegas mengingatkan umatnya tentang bahaya bid'ah dalam agama. Tapi, mengapa peringatan ini begitu penting? Apa maqashid syariah di balik larangan tersebut? Dan mengapa memahami konsep bid'ah menjadi keharusan bagi setiap Muslim di era modern ini? Seminar ini akan membuka mata kita tentang pentingnya mengenal dan memahami bid'ah untuk menjaga kemurnian agama.

Dalam seminar ini, Anda akan dibimbing untuk:

  • Memahami maqashid syariah di balik larangan bid'ah, dan bagaimana ia melindungi ajaran Islam dari penyimpangan.
  • Mengungkap bahaya bid'ah, yang sering kali terlihat kecil tetapi memiliki dampak besar dalam merusak agama.
  • Kenapa tajuk mengenal bid'ah harus diajarkan dalam kurikulum agama, sebagai bekal untuk generasi mendatang.
  • Relevansi konsep bid'ah di era modern, dan bagaimana umat Islam dapat mengidentifikasi serta menjauhi praktik yang menyimpang.

Seminar ini adalah panggilan untuk kembali kepada ajaran Rasulullah yang murni, tanpa tambahan atau pengurangan yang merusak inti agama.

🔥 Apakah Anda siap memahami bahaya bid'ah dan melindungi agama ini untuk generasi yang akan datang? Dengarkan, pelajari, dan jadilah bagian dari umat yang menjaga sunnah Rasulullah !

Oleh :
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis