BAHAYA KULTUS DAN TAKSUB: Mengapa Pengkultusan Pemimpin
Dapat Menyesatkan Umat?
✨ Adakah kita masih berpegang
kepada ajaran Islam yang murni, atau terperangkap dalam taksub kepada individu
yang dianggap tak tersentuh?
Salah satu tanda jelas sebuah kelompok menyimpang dari
ajaran Islam adalah pengkultusan terhadap pemimpin mereka. Dalam podcast "Bincang
Agama bersama Mufti Kerajaan Negeri Perlis", Shahibus Samahah Dato'
Prof. Dr. MAZA membongkar bahaya besar di balik fenomena ini, yang tidak
hanya merusak akidah tetapi juga memecah belah umat Islam.
Podcast ini mengupas:
- Apa
itu kultus pemimpin, dan bagaimana ia terbentuk dalam kelompok yang
dianggap eksklusif.
- Mengapa
taksub kepada pemimpin sangat berbahaya, termasuk dampaknya terhadap
akidah dan persaudaraan Islam.
- Ciri-ciri
kelompok yang sesat, termasuk menjadikan pemimpin mereka sebagai
rujukan mutlak di atas Al-Qur'an dan Sunnah.
- Panduan
menjaga keseimbangan dalam menghormati ulama dan pemimpin, tanpa
melampaui batas syariat.
Pembahasan ini bukan sekadar peringatan, tetapi juga solusi
praktikal untuk melindungi diri dan masyarakat dari pengaruh kelompok yang
memanfaatkan pengkultusan demi kepentingan tertentu.
🔥 Siapkah Anda mengungkap kebenaran di balik kultus pemimpin dan menjaga keimanan Anda tetap lurus? Dengarkan podcast ini untuk wawasan mendalam yang akan menyelamatkan akidah dan keharmonian umat!
- Pemujaan berlebihan : Sosok yang dikultuskan dianggap memiliki kekuatan luar biasa atau kesempurnaan mutlak.
- Otoritas tak terbantahkan : Setiap tindakan atau ucapan sosok tersebut dianggap benar, meskipun bertentangan dengan nilai-nilai yang lebih luas atau ajaran agama.
- Fanatisme : Pengikutnya menunjukkan loyalitas buta tanpa mempertimbangkan kritik atau kesalahan.
- Fanatisme : Orang yang taksub tidak terbuka pada perbedaan pandangan atau diskusi rasional.
- Penolakan terhadap kritik : Mereka cenderung menolak kritik atau pandangan yang berbeda, karena merasa pendapat mereka adalah yang paling benar.
- Ketertutupan pemikiran : Orang taksub cenderung menolak informasi atau sudut pandang baru yang tidak sesuai dengan keyakinannya.