PERNYATAAN RESMI RAJA NEGERI PERLIS TERKAIT RUU MUFTI WILAYAH PERSEKUTUAN TENTANG TA'RIF AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH

TITAH KENYATAAN RESMI

DULI YANG MAHA MULIA TUANKU SYED SIRAJUDDIN IBNI ALMARHUM TUANKU SYED PUTRA JAMALULLAIL RAJA PEMERINTAH NEGERI PERLIS

RUU MUFTI (WILAYAH PERSEKUTUAN) 2024: PERLUASAN DEFINISI AHLI SUNNAH WAL JAMAAH

Dengan hormat, Saya telah mengikuti dengan seksama dan mempertimbangkan dengan penuh kehati-hatian polemik yang timbul akibat pembentangan Rancangan Undang-undang (RUU) Mufti (Wilayah Persekutuan) 2024 pada pembacaan pertama di Dewan Rakyat baru-baru ini.

Menurut hemat saya, setiap Undang-undang yang ingin digubal perlu dipertimbangkan secara matang, terutama mengenai dampak dan konsekuensi apabila RUU tersebut ingin disahkan oleh Sidang Parlimen, selaku Badan Pembuat Undang-undang yang berwenang di negara tercinta ini.

Melihat isi RUU yang telah dibentangkan, saya berpandangan bahwa tidak tepat untuk menerapkan di negara tercinta ini tindakan yang mempersempit definisi Ahli Sunnah Wal Jamaah. Pembatasan ini meliputi:

  • Akidah: Hanya aliran Al-Asy'ariyah dan Al-Maturidiyah yang diakui.
  • Fiqh: Hanya Mazhab Syafi'i yang diakui, meskipun tiga mazhab lain juga dihormati.
  • Tasawuf: Hanya Imam Ghazali dan Imam Junaid yang diakui sebagai rujukan.

Tindakan seperti ini tidak bersifat inklusif dan justru dapat menimbulkan elemen sektarian di kalangan umat Islam di negara ini.

Selama ini, saya tidak mengetahui bahwa isu terkait aliran Al-Asy'ariyah dan Al-Maturidiyah serta pembatasan mazhab ini telah diputuskan secara konsensus dan sesuai dengan prinsip syura dalam Mesyuarat Majlis Raja-Raja. Oleh karena itu, saya tidak ingin Majlis Raja-Raja diseret dan digunakan untuk mendukung RUU ini.

Perlu saya sampaikan bahwa, sesuai dengan Perkara 5 Undang-undang Tubuh Kerajaan Perlis 1948, agama resmi Negeri Perlis adalah Islam Ahli Sunnah Waljamaah sebagaimana yang telah diamalkan di Negeri tersebut.

Sebagai Ketua Agama Islam Negeri, saya bertanggung jawab untuk memastikan pemahaman Agama Islam berada dalam keadaan harmonis, mengutamakan persatuan umat, dan terhindar dari elemen ekstrem yang mengesampingkan keragaman pandangan serta khazanah ilmu para cendekiawan Islam dalam sejarah Islam yang gemilang. Keluasan pandangan dalam berbagai cabang praktik agama telah lama diterima dan diamalkan oleh umat Islam di negara ini, dan kami juga menghormati perbedaan pandangan di seluruh dunia.

Dalam konteks ini, Wilayah Persekutuan seharusnya menjunjung tinggi semangat federalisme yang menaungi semua pihak. Negara-negara Islam lain seperti Arab Saudi, Qatar, dan lain-lain akan mudah dianggap terluar dari lingkaran Ahli Sunnah Wal Jamaah jika definisi sempit ini diteruskan.

Sebagai penutup, saya sangat berharap agar semua pihak memperhatikan dengan seksama apa yang telah saya sampaikan dalam pernyataan ini. Marilah kita semua bersikap hati-hati, berpandangan jauh ke depan, penuh kebijaksanaan, dan saling menghormati dalam setiap tindakan. Biarlah keputusan yang diambil hari ini tidak menimbulkan perselisihan berkepanjangan.


DULI YANG MAHA MULIA
SIRAJUDDIN IBNI ALMARHUMTUANKU SYED PUTRA JAMALULLAIL
Raja Negeri Perlis


Note: naskah di atas telah ditranslate ke dalam Bahasa Indonesia dari sumber di sini